Bingung Stress Panik
SAYA bingung. Mestinya saya sudah harus mulai menyusun proposal penelitian. Namun hingga detik saya menuliskan catatan ini, belum ada satu katapun yang bisa saya hasilkan. Sementara waktu terus saja bergulir dan belum ada progress sedikitpun. Saya mulai panik. Kalau keadaan terus seperti ini, maka sama saja dengan berjalan mundur dan bisa-bisa tertinggal kereta.
Saya menghitung waktu. Sudah beberapa bulan saya mengambil masa cuti akademik, dengan harapan agar lebih bisa mematangkan rencana penelitianku. Namun banyak kendala yang sebelumnya tidak saya perhatikan, namun tiba-tiba menderaku. Misalnya saja, saya lupa memperhitungkan fakta bahwa di
Hal realistis yang bisa saya lakukan saat ini adalah memastikan apa tema yang kemudian saya garap nantinya. Ini juga tidak mudah. Hingga saat ini saya masih bimbang hendak memilih yang mana.
Tema kedua yang menarik minatku adalah bahasan tentang etnografi rumah sakit. Bagiku ini menantang sebab bisa menyibak kabut yang lama bersemayam di benak orang-orang tentang apa dan bagaimana rumah sakit. Jika dulunya rumah sakit dianggap sebagai rumah malaikat yang selalu menawarkan pertolongan, maka pandangan itu boleh jadi keliru sebab rumah sakit telansformasi ke dalam iklim kapitalis sehingga setiap penyakit bisa dilihat sebagai modal yang dikeruk demi meningkatkan benefit (keuntungan) serta prestasi rumah sakit tersebut. Saya bermaksud mengambil setting penelitian Rumah Sakit di Bau-Bau sebab rumah sakit ini termasuk satu dari empat rumah sakit paling korup di
Dua tema inilah yang sedang saya pertimbangkan untuk diteliti. Mungkin perlu shalat tahajjud atau kunjungan ke kuburan nenek moyang agar bisa dibukakan mana jalan terbaik untuk dipilih.(*)