Kabar Duka Berhembus Hingga Maatscricht
SETIAP pilihan selalu mengudang konsekuensi. Sebuah kabar duka berhembus hingga Maastricht. Seorang sahabat yang belum genap seminggu menginjakkan kaki di kota kecil itu di Belanda tiba-tiba saja mendengar berita tentang ayahnya yang meninggal dunia dan dikuburkan di Padang. Ia berontak, namun tak berdaya. Jarak Padang dan Maastricht terlampau jauh, dan dana beasiswanya jelas tidak memadai untuk menutupi ongkos perjalanan.
Untunglah, teknologi bisa membantu untuk memudahkan semuanya. Ia menggunakan perangkat teknologi Skype demi menyaksikan langsung jenazah bapaknya. Ia juga bisa menyaksikan bagaimana proses penguburan berkat Skype. Teknologi membuat sedihnya bekurang. Ia kembali bersemangat dan tidak larut menangisi kesedihan.
Melalui blog ini, saya mengucapkan turut berduka cita kepadanya.(*)