Permintaan Sebuah Penerbit
DUA tahun silam saya menandatangani surat
perjanjian dengan satu penerbit ternama. Penerbit itu akan mem-pubish kumpulan
tulisan di blog ini. Bulan Maret silam, saya menyetorkan naskah final. Hingga
hari ini, saya belum juga menerima dummy atau hasil layout atas naskah yang
saya setorkan. Apakah naskah itu batal terbit?
Bekerja dengan penerbit besar butuh
kesabaran ekstra. Saya membayangkan banyaknya naskah yang harus diedit,
di-layout, hingga akhirnya dicetak. Naskah-naskah wajib antri demi mengikuti
proses pengemasan hingga jadi buku yang dihidangkan kepada pembaca.
Sejak Maret, saya mengirim naskah. Hingga
kini, saya belum dapat kejelasan kapan buku itu dicetak. Terakhir saya tanya,
penerbit bilang akan terbit di bulan Oktober. Hingga kini, minggu kedua
November, belum juga ada kejelasan tentang nasib buku itu. Ingin rasanya
bertanya lagi, tapi saya merasa tak enak. Sebab hampir tiap bulan
menanyakannya.
Dua hari silam, sebuah penerbit mengajak
saya kerjasama. Mereka meminta naskah-naskah lain dari blog ini untuk diterbitkan. Kali ini, penerbit itu tidak sebesar penerbit sebelumnya. Saya
agak trauma dengan penerbit besar. Kalau penerbit menengah, mungkin memiliki
mata rantai yang lebih pendek sehingga sebuah naskah cepat diterbitkan. Ini
cuma asumsi.
Saya sangat berharap agar penerbit menengah itu lebih terbuka
dan komunikatif dengan saya dalam hal memberikan informasi terkait penerbitan
buku. Saya berharap mereka bisa bekerja lebih cepat, sehingga saya tak perlu
menunggu berbulan-bulan demi melihat karya. Setelah disetujui, tahapan selanjutnya adalah menyiapkan naskah. Semoga bisa segera terbit.
Mulai hari ini, saya kembali bekerja keras. Saya akan kembali menulis dan melengkapi bahan yang kurang.
Catatan:
Dua hari setelah tulisan ini dibuat, datang email dari penerbit. Katanya, naskah saya sudah selesai di-layout. Naskah itu akan diterbitkan tanggal 25 Desember mendatang. Thaks God!