Misal Kita di "Animal-Farm" George Orwell
I
Di Peternakan Manor, George Orwell menulis, para babi mengambil alih kekuasaan. Mereka berkata bahwa semua binatang adalah setara, tetapi kemudian menambahkan, “Beberapa binatang lebih setara daripada yang lain.”
Agar kekuasaan tetap aman, mereka memelihara anjing-anjing. Bukan anjing biasa, tetapi yang telah dibesarkan untuk patuh, yang tahu bahwa menggonggong dan menerkam adalah bagian dari tugasnya.
Dan ketika peternakan harus dibangun, ketika kincir angin harus berdiri, mereka berkata: pengorbanan dibutuhkan. Demi masa depan yang lebih baik, jatah makanan harus dikurangi. Tidak semuanya, tentu. Para babi tetap mendapat makanan terbaik. Para anjing tetap kuat, karena mereka harus menjaga ketertiban. Yang lain? Bertahanlah.
Tentu ini hanya fiksi.
Tapi betapa seringnya cerita itu terasa akrab.
II
Di banyak tempat, di banyak negara, pembangunan selalu membawa korban. Jembatan, jalan tol, bendungan, gedung-gedung tinggi—mereka tidak pernah lahir tanpa biaya. Selalu ada yang dikorbankan.
Lalu, ketika anggaran menipis, ketika neraca negara harus disusun ulang, ada hal-hal yang dipangkas. Beberapa dari kita mendengar listrik di kantor dipadamkan, perjalanan dinas ditiadakan, gaji terancam dipotong. Di tempat lain, sekolah yang seharusnya dibangun tertunda, laboratorium penelitian tidak mendapat dana, petani menunggu waduk yang tak kunjung dibuat.
Tetapi ada yang tetap mendapat porsi. Seperti para babi di Peternakan Manor, ada yang tetap kenyang. Ada proyek-proyek yang tak tersentuh penghematan, ada program-program yang anggarannya tetap utuh. “Demi efisiensi,” kata mereka.
III
Bukan berarti pengorbanan itu selalu salah. Kita diajari bahwa pembangunan butuh kedisiplinan, dan kedisiplinan butuh pengorbanan. “No pain, no gain,” kata orang. Tapi pertanyaannya: siapa yang harus menanggung sakit, dan siapa yang menikmati hasilnya?
Kita sering diberi narasi bahwa yang penting adalah masa depan, bahwa kita harus bersabar. “Tahan sedikit, nanti hasilnya kita nikmati bersama.” Tapi sejarah selalu menunjukkan bahwa “kita” tidak selalu berarti semua. Dalam banyak kasus, ada mereka yang diminta bertahan, dan ada mereka yang sejak awal tidak perlu berkorban.
Dalam Animal Farm, babi-babi itu tidak pernah merasakan kelaparan. Ketika yang lain bekerja keras, mereka berkata, “Demi kebaikan kita semua.” Dan ketika ada yang bertanya, ketika ada yang mulai sadar, anjing-anjing segera bergerak.
Sejarah selalu berulang. Kadang dalam bentuk yang lebih halus. Kadang dengan wajah yang berbeda.
IV
Di sebuah ruangan yang lampunya sudah dipadamkan untuk menghemat listrik, seorang pegawai negeri bekerja dalam gelap. Di ladang yang tanahnya mulai retak, seorang petani bertanya-tanya kapan waduk yang dijanjikan akan dibangun.
Di tempat lain, di ruangan yang terang, mereka yang memutuskan anggaran menikmati makan malamnya.
Kita bisa berkata bahwa ini hanya cerita. Tapi cerita yang baik adalah cermin. Yang membedakan dongeng dan kenyataan hanyalah siapa yang hidup di dalamnya.